Manajemen Desain Grafis
(thanks to Inco Harper - Sr. Art Director - TBWA\Indonesia)
Ternyata skill yang bagus aja gak cukup kalo kerja tidak sistematis dan gak bisa menjual secara layak!
Dalam sebuah project, baik itu besar maupun kecil haruslah memakai prosedur
standar. Hal ini perlu dilakukan agar kita sebagai desainer mampu melakukan
tugas secara profesional dan tidak disepelekan (baca: dimainin!) oleh klien.
Banyak juga terdengar cerita dari teman-teman yang mengeluh klien-nya rese,
revisi terus menerus, harga yang tak pantas, dan waktu kerja yang molor
terus. Ini adalah isyu yang menarik, karena banyak dari para rekan2 desainer
yang dengan terpaksa menerima prpject dan klien yang tidak jelas dengan
ucapan: "Gak papa deh, dari pada gak ada kerjaan."
Intinya adalah segala sesuatunya dimulai dari pro-aktif desainer, bukan dari
klien. Kenapa? Karena klien datang kepada desainer dengan sebuah masalah.
Dan sudah selayaknya kita desainer tidak lagi merepotkan mereka dengan
ini-itu dan mampu menciptakan sebuah solusi yang tepat untuk permasalahan
mereka.
Maka dari itu disini dipaparkan tips-tips dari Dosennya Inco Harper - Sr. Art Director - TBWA\Indonesia.
Bahwa elemen-elemen dalam manajemen tersebut adalah:
1. Planning
Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum
project dimulai. Perencanaan meliputi:
- Time Planning, seperti membuat timeline project yang harus disetujui oleh
klien. Timeline dibuat secara detail mulai dari proses konsep, desain, FA,
sampai produksi, tergantung dari permintaan klien. Yang pasti disini
terlihat profesionalisme kita para desainer dalam menghargai waktu dan
deadline.
- Work Planning, seperti membuat workflow yang jelas. Tahapan demi tahapan
disebutkan secara detail sehinggal klien tidak bisa seenak-enaknya mundur
lagi ketahapan awal kalo dia sudah approval tahapan selanjutnya. Bisanya
dibuat yang namanya Appoval Form untuk ditandatangani klien per tahapan
project.
- Financial Planning/Budgeting. Sering disebut quotation yaitu penawaran
harga. Mesti dihitung secara detail penggabungan antara design fee dengan
ongkos/biaya lain seperti kertas, print, pembuatan mock-up, fotografi, dan
hal-hal lainnya yang berhubungan dengan desain yang dibuat. Hal ini
dimaksudkan agar jangan terjadi kerugian secara finansial bagi desainer itu
sendiri. Karena material dan biaya.ongkos seperti diatas itu TIDAK TERMASUK
ke dalam design fee.
2. Orginizing
Mengatur semua elemen-elemen dalam proyek tersebut. Siapa-siapa saja yang
bertanggungjawab dalam project tersebut.
3. Stuffing
Memaksimalkan segala fungsi-fungsi team yang ada. Misalkan kita sebagai
seorang desainer bisa meminta tolong pembantu untuk memfoto copy, kurir
untuk mengantarkan barang, atau paste up artist untuk membuat mock-up. Kalau
pun pada akhirnya seorang desainer itu mengerjakan semua, maka harus
dihitung tenaga dan waktu yang dikeluarkan.
4. Directing
Seorang desainer harus mampu mengarahkan, mengatur, dan memotivasi diri
sendiri dalam sebuah project guna tercapaikan tujuan project tersebut yang
yang pada akhirnya akan menjadi sebuah solusi bagi masalah klien.
5. Controlling
Ini yang sering dilupakan. Buatlah sebuah form checklist dalam setiap
project untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil. Form berguna untuk
memeriksa kembali apakah desain yang kita buat sudah sesuai denga brief dan
mandatory klien. Sering kali karena kesalahan kecil, seorang desainer harus
menderita kerugian yang begitu besar. Misalkan saya salah ketik huruf, lupa
konversi warna ke CMYK dan sebagainya.
Dalam sebuah project, baik itu besar maupun kecil haruslah memakai prosedur
standar. Hal ini perlu dilakukan agar kita sebagai desainer mampu melakukan
tugas secara profesional dan tidak disepelekan (baca: dimainin!) oleh klien.
Banyak juga terdengar cerita dari teman-teman yang mengeluh klien-nya rese,
revisi terus menerus, harga yang tak pantas, dan waktu kerja yang molor
terus. Ini adalah isyu yang menarik, karena banyak dari para rekan2 desainer
yang dengan terpaksa menerima prpject dan klien yang tidak jelas dengan
ucapan: "Gak papa deh, dari pada gak ada kerjaan."
Intinya adalah segala sesuatunya dimulai dari pro-aktif desainer, bukan dari
klien. Kenapa? Karena klien datang kepada desainer dengan sebuah masalah.
Dan sudah selayaknya kita desainer tidak lagi merepotkan mereka dengan
ini-itu dan mampu menciptakan sebuah solusi yang tepat untuk permasalahan
mereka.
Maka dari itu disini dipaparkan tips-tips dari Dosennya Inco Harper - Sr. Art Director - TBWA\Indonesia.
Bahwa elemen-elemen dalam manajemen tersebut adalah:
1. Planning
Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum
project dimulai. Perencanaan meliputi:
- Time Planning, seperti membuat timeline project yang harus disetujui oleh
klien. Timeline dibuat secara detail mulai dari proses konsep, desain, FA,
sampai produksi, tergantung dari permintaan klien. Yang pasti disini
terlihat profesionalisme kita para desainer dalam menghargai waktu dan
deadline.
- Work Planning, seperti membuat workflow yang jelas. Tahapan demi tahapan
disebutkan secara detail sehinggal klien tidak bisa seenak-enaknya mundur
lagi ketahapan awal kalo dia sudah approval tahapan selanjutnya. Bisanya
dibuat yang namanya Appoval Form untuk ditandatangani klien per tahapan
project.
- Financial Planning/Budgeting. Sering disebut quotation yaitu penawaran
harga. Mesti dihitung secara detail penggabungan antara design fee dengan
ongkos/biaya lain seperti kertas, print, pembuatan mock-up, fotografi, dan
hal-hal lainnya yang berhubungan dengan desain yang dibuat. Hal ini
dimaksudkan agar jangan terjadi kerugian secara finansial bagi desainer itu
sendiri. Karena material dan biaya.ongkos seperti diatas itu TIDAK TERMASUK
ke dalam design fee.
2. Orginizing
Mengatur semua elemen-elemen dalam proyek tersebut. Siapa-siapa saja yang
bertanggungjawab dalam project tersebut.
3. Stuffing
Memaksimalkan segala fungsi-fungsi team yang ada. Misalkan kita sebagai
seorang desainer bisa meminta tolong pembantu untuk memfoto copy, kurir
untuk mengantarkan barang, atau paste up artist untuk membuat mock-up. Kalau
pun pada akhirnya seorang desainer itu mengerjakan semua, maka harus
dihitung tenaga dan waktu yang dikeluarkan.
4. Directing
Seorang desainer harus mampu mengarahkan, mengatur, dan memotivasi diri
sendiri dalam sebuah project guna tercapaikan tujuan project tersebut yang
yang pada akhirnya akan menjadi sebuah solusi bagi masalah klien.
5. Controlling
Ini yang sering dilupakan. Buatlah sebuah form checklist dalam setiap
project untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil. Form berguna untuk
memeriksa kembali apakah desain yang kita buat sudah sesuai denga brief dan
mandatory klien. Sering kali karena kesalahan kecil, seorang desainer harus
menderita kerugian yang begitu besar. Misalkan saya salah ketik huruf, lupa
konversi warna ke CMYK dan sebagainya.
(thanks to Inco Harper - Sr. Art Director - TBWA\Indonesia)
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)