Penguasa Orde Baru, Meninggal Dunia.
Kondisi Pak Harto Menurun Sejak Pukul 01.00 WIB
Minggu, 27 Januari 2008 - 11:08 wib
Sutarmi - Okezone
JAKARTA - Kondisi mantan Presiden Soeharto kembali menurun, dan dokter menyatakan dalam kondisi terkritis. Kondisi penguasa Orde Baru selama 32 tahun itu terjadi sejak Minggu (27/1/2008) pukul 01.00 WIB dini hari.
"Tanggal 27 Januari ini, kondisi Pak Harto sangat kritis. Penapasan sangat dangkal. Seluruh kegiatan pernapasan diambil alih mesin. Tekanan darah 60/25 sampai 70/30 mmHg. Kondisi Pak harto sejak pukul 01.00 WIB dini hari keadaan umum menurun," ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono di RS Pusat Pertamina, Jalan Kiai Maja, Jakarta.
Dia menambahkan, terjadi sesak napas, dengan diikuti tekanan darah yang terus menurun. Untuk itu seluruh tim dokter mengambil tindakan untuk resusitasi dengan mengambilalih penapasan dengan 100 persen memakai mesin penapasan.
"Kondisi juga semakin menurun terlihat pukul 03.00-07.00 WIB. Dengan tekanan darah berkisar antara 90/35 mmHG sampai dengan 70/35 mmHg. Tim dokter terus mengusahakan dan memaksimalkan resusitasi," terang Mardjo Soebiandono. (mbs)
JAKARTA - Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sejak 4 Januari 2008, mantan Presiden Soeharto akhirnya tak dapat melawan sakit yang dideritanya. Penguasa Orde Baru itu pun menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (27/1/2008) pukul 13.10 menit.
" Pak Harto meninggal dunia pukul 13.10 menit," ujar Kapolsek Kebayoran Baru Dicky Sondani, di RSPP, Jakarta, Minggu (27/1/2008)
Soeharto dilarikan ke RSPP pada Jumat (4/1/2008) pukul 14.15 WIB dan mendapat perawatan di ruang president suite VVIP nomor 536 lantai V RSPP. Soeharto dirawat karena mengalami penimbunan cairan di tubuhnya yang mengakibatkan pembengkakkan dan menurunnya kadar darah merah (hemoglobin).
Keadaan Soeharto sempat membaik setelah tim dokter mengeluarkan cairan di tubuhnya. Soeharto masih dapat tersenyum dan berbicara meskipun hanya dalam kalimat-kalimat pendek. Namun kesehatannya kembali mengalami penurunan pada Senin pagi (7/1). Kondisi itu ditandai dengan menurunnya produksi urin dan penumpukan cairan di paru-paru. Selain itu penurunan kondisi kesehatan Soeharto juga ditandai dengan dijumpainya pendarahan melalui urin dan feses sehingga hemoglobin yang awalnya berhasil dinaikan menjadi turun kembali.
Penurunan kesehatan ini, disebabkan tubuh Pak Harto yang mengalami ketergantungan pada alat bantu dan obat-obatan.Tim dokter telah berupaya mengurangi keberadaan alat bantu di tubuh Pak Harto.Langkah tersebut justru membuat kondisi tubuh Pak Harto semakin menurun. Namun seminggu terakhir, kondisi Soeharto dikabarkan berangsur pulih, karena tim dokter berhasil mengendalikan infeksi di tubuh Soeharto
Namun pada Minggu pagi ini, tim dokter menyatakan sejak pukul 01.00 WIB Soeharto mengalami sesak nafas, dan tekanan darah yang mengalami penurunan. Tim dokter juga menyatakan sistem pernafasan Soeharto diabil alih 100% oleh alat bantu pernafasan.Namun akhirnya pada pukul13.10 WIB ini Soeharto tak dapat tertolong lagi.
Soeharto tutup usia di usia ke 86 tahun. Lahir di Kemusuk Argo Mulyo 8 Juni 1921, Ia dilantik sebagai Presiden pada tanggal 27 Maret 1968 dan berkuasa hingga 32 tahun sebelum akhirnya lengser oleh gelombang demonstrasi mahasiswa pada 1998.
Soeharto menikah dengan Suhartini dan memiliki enam orang anak. Yaitu Sigit Harjojudanto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titik), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek
Jenazah Soeharto Akan Langsung Dibawa ke Cendana
Minggu, 27 Januari 2008 - 13:22 wib
Sutarmi - Okezone
JAKARTA - Mantan Presiden Soeharto meninggal dunia pukul 13.10 WIB hari Minggu ini (27/1/2008). Rencananya, siang ini jenazah Soeharto akan langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Cendana Menteng Jakarta Pusat.
"Siang ini juga akan dibawa ke Cendana," jelas Kapolsek Kebayoran Lama Dicky Sondani di RSPP, Jakarta (27/1/2008).
Menurut dia pihaknya telah berkoordinasi untuk melakukan pengawalan jenazah Soeharto yang akan diberangkatkan ke Cendana.
Namun dia mengaku belum mengetahui pasti kapan jenazah Soeharto akan dibawa ke Solo untuk dikuburkan di Astana Giribangun.
Beberapa saat lagi, tim dokter kepresidenan akan menggelar jumpa pers di RSPP. Sementara itu, Dicky mendapat kabar wafatnya Soeharto dari keluarga Cendana di RSPP.
Kondisi Pak Harto Menurun Sejak Pukul 01.00 WIB
Minggu, 27 Januari 2008 - 11:08 wib
Sutarmi - Okezone
JAKARTA - Kondisi mantan Presiden Soeharto kembali menurun, dan dokter menyatakan dalam kondisi terkritis. Kondisi penguasa Orde Baru selama 32 tahun itu terjadi sejak Minggu (27/1/2008) pukul 01.00 WIB dini hari.
"Tanggal 27 Januari ini, kondisi Pak Harto sangat kritis. Penapasan sangat dangkal. Seluruh kegiatan pernapasan diambil alih mesin. Tekanan darah 60/25 sampai 70/30 mmHg. Kondisi Pak harto sejak pukul 01.00 WIB dini hari keadaan umum menurun," ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono di RS Pusat Pertamina, Jalan Kiai Maja, Jakarta.
Dia menambahkan, terjadi sesak napas, dengan diikuti tekanan darah yang terus menurun. Untuk itu seluruh tim dokter mengambil tindakan untuk resusitasi dengan mengambilalih penapasan dengan 100 persen memakai mesin penapasan.
"Kondisi juga semakin menurun terlihat pukul 03.00-07.00 WIB. Dengan tekanan darah berkisar antara 90/35 mmHG sampai dengan 70/35 mmHg. Tim dokter terus mengusahakan dan memaksimalkan resusitasi," terang Mardjo Soebiandono. (mbs)
JAKARTA - Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sejak 4 Januari 2008, mantan Presiden Soeharto akhirnya tak dapat melawan sakit yang dideritanya. Penguasa Orde Baru itu pun menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (27/1/2008) pukul 13.10 menit.
" Pak Harto meninggal dunia pukul 13.10 menit," ujar Kapolsek Kebayoran Baru Dicky Sondani, di RSPP, Jakarta, Minggu (27/1/2008)
Soeharto dilarikan ke RSPP pada Jumat (4/1/2008) pukul 14.15 WIB dan mendapat perawatan di ruang president suite VVIP nomor 536 lantai V RSPP. Soeharto dirawat karena mengalami penimbunan cairan di tubuhnya yang mengakibatkan pembengkakkan dan menurunnya kadar darah merah (hemoglobin).
Keadaan Soeharto sempat membaik setelah tim dokter mengeluarkan cairan di tubuhnya. Soeharto masih dapat tersenyum dan berbicara meskipun hanya dalam kalimat-kalimat pendek. Namun kesehatannya kembali mengalami penurunan pada Senin pagi (7/1). Kondisi itu ditandai dengan menurunnya produksi urin dan penumpukan cairan di paru-paru. Selain itu penurunan kondisi kesehatan Soeharto juga ditandai dengan dijumpainya pendarahan melalui urin dan feses sehingga hemoglobin yang awalnya berhasil dinaikan menjadi turun kembali.
Penurunan kesehatan ini, disebabkan tubuh Pak Harto yang mengalami ketergantungan pada alat bantu dan obat-obatan.Tim dokter telah berupaya mengurangi keberadaan alat bantu di tubuh Pak Harto.Langkah tersebut justru membuat kondisi tubuh Pak Harto semakin menurun. Namun seminggu terakhir, kondisi Soeharto dikabarkan berangsur pulih, karena tim dokter berhasil mengendalikan infeksi di tubuh Soeharto
Namun pada Minggu pagi ini, tim dokter menyatakan sejak pukul 01.00 WIB Soeharto mengalami sesak nafas, dan tekanan darah yang mengalami penurunan. Tim dokter juga menyatakan sistem pernafasan Soeharto diabil alih 100% oleh alat bantu pernafasan.Namun akhirnya pada pukul13.10 WIB ini Soeharto tak dapat tertolong lagi.
Soeharto tutup usia di usia ke 86 tahun. Lahir di Kemusuk Argo Mulyo 8 Juni 1921, Ia dilantik sebagai Presiden pada tanggal 27 Maret 1968 dan berkuasa hingga 32 tahun sebelum akhirnya lengser oleh gelombang demonstrasi mahasiswa pada 1998.
Soeharto menikah dengan Suhartini dan memiliki enam orang anak. Yaitu Sigit Harjojudanto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titik), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek
Jenazah Soeharto Akan Langsung Dibawa ke Cendana
Minggu, 27 Januari 2008 - 13:22 wib
Sutarmi - Okezone
JAKARTA - Mantan Presiden Soeharto meninggal dunia pukul 13.10 WIB hari Minggu ini (27/1/2008). Rencananya, siang ini jenazah Soeharto akan langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Cendana Menteng Jakarta Pusat.
"Siang ini juga akan dibawa ke Cendana," jelas Kapolsek Kebayoran Lama Dicky Sondani di RSPP, Jakarta (27/1/2008).
Menurut dia pihaknya telah berkoordinasi untuk melakukan pengawalan jenazah Soeharto yang akan diberangkatkan ke Cendana.
Namun dia mengaku belum mengetahui pasti kapan jenazah Soeharto akan dibawa ke Solo untuk dikuburkan di Astana Giribangun.
Beberapa saat lagi, tim dokter kepresidenan akan menggelar jumpa pers di RSPP. Sementara itu, Dicky mendapat kabar wafatnya Soeharto dari keluarga Cendana di RSPP.
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)